Pengalaman Lebih Berharga Dari Pada Uang

(Pemandangan di pantai alau-alau)
"Merencanakan suatu perjalanan butuh waktu yang lama, bisa jadi bisa tidak masih ada pertimbangan-pertimbangan yang harus di lakukan. tidak dengan kondisi keterpaksaan yang membuat rencana itu semua menjadi nyata"

Asiik pembukaan awal tulisan gue penuh dengan curahan hati haha lettts gooo..

hari rabu tepat dimana gue sama sekali ga ada kegiatan biasanya ada kuliah ini libur, dan gue isi dengan latihan-latihan karena gue ini atlet aseek ga deng masih proses menjadi atlet profesional aamiin. setelah melewati proses latihan yang begitu lama otak menjadi tak bersahabat pikiran gue untuk travelling mulai muncul dan saat itu juga gue search tempat yang ada di tempat gue tinggal di Lampung. ketemulah pantai namanya Laguna Beach tempatnya di kabupaten Lampung Selatan gue baca-baca artikelnya ternyata msuk ke lokasinya murah hanya 15.000. Tanpa berpikir lama lagi gue langsung chat ke teman yang rumahnya di Lamsel.

Percakapan singkat :
gue : lo dimana put? (namanya puput)
P : di kosan mba. knp? (manggilnya mba karena gue lebih tua 3 tahun)
gue : ke laguna yuk, tempatnya di Lamsel !
P : ayook mba  ( karena emg dia juga suka jalan belum tanya tempatnya langsung mau aja)hihihi
gue : hari jumat libur, besok kita berangkat gue nginep tempat lo ya. boleh ga?
P : Ok, Boleh dong ( singkat jelas dan padat )

Di hari H kami berangkat hanya menggunakan motor yang jarak dari rumah gue dari kota Bandar Lampung menuju Lampung Selatan sekitar satu jam setengah. di perjalanan memasuki pertengahan sidomulyo melewati lintas sumatera yang kanan kiri jalan masih banyak kebon karet, pohon-pohon yang menjulang tinggi gatau gue nama pohonnya apa yaudah lah ya. Setelah melewati perjalanan selama satu jam terlihat plang yang bertuliskan SMP N 2 Sidomulyo di persimpangan jalan kemudian kami memasuki jalan itu menuju rumah puput. Perjuangan belum berakhir kami harus melewati jalanan yang rusak dan banyak batu-batuan untuk sampai di tempat tujuan. Bayangkan betapa lamanya jarak menuju lokasi sekitar 30 menit dan harus menahan goncangan yang kita rasakan. Badan terasa menggelitik saat ban motor itu terus berputar di jalanan yang berbatuan.

Setiba di rumah yang terlihat lampu yang kerlap kerlip redup dan terpancar senyuman kebahagian di depan warung yang berukuran 2x3 meter yah itu ibunya puput yang telah berada di teras depan rumah. Sambutan hangat itu terasa seperti di rumah sendiri kami berdua bersalaman menandakan kehormatan dan kebahagiaan bisa sampai di tempat ini, terutama untuk gue sih karena di setiap jalan selalu bertanya masih jauh ga rumahnya ? dengan jawaban menenangkan Bentar Lagi Kok Mba. uuhh... dari tadi bilang nya itu terus tapi ga sampe-sampe (dalam hati gue).

Perut terasa mulai menari-nari akhirnya kami memutuskan untuk makan malam. yah ga jadi diet ini mah yaudah lah ya besok-besok lagi dietnya haha. Pukul 21.00 WIB mata sudah tidak bersahabat dan mulai memasuki kamar dengan hanya di tutupi kordeng. karena saat pintu kamar yang terbuat dari papan itu di ganjal dengan besi, jendela yang berada di dinding tembok tidak terkunci akhirnya kami memutuskan untuk tidak di mengunci pintu kamar. karena gue masih penasaran ending cerita novel berjudul TENTANG KAMU karangan tere liye gue ga jadi tidur tapi melanjutkan baca, dan si puput sudah PELOR (nempel molor) di sebelah gue. haha

Hari pertama nginep di rumah puput membuat rasa gelisah itu datang karena belum beradaptasi dengan lingkungan sekitar. jantung terus berdebar ga biasanya ntah apa yang telah gue alami karena harus tidur biar ga kesiangan untuk besok pergi ke tempat tujuan jalan-jalan, gue berusaha tenang dan terus membaca ayat kursi biar hati gue tenang akhirnya gue paksakan tidur. Di pertengahan malam sekitar jam 03.30 gue mendengar suara aneh di atas kepala gue , kami tidur di alasi dengan kasur yang berada di lantai dengan seprai yang masih baru di gunakan.

Gue mencoba membangunkan kepala untuk melihat tapi karena tidak kuat menahan rasa kantuk tidur lagi dan saat gue meletakkan kepala di bantal suara itu terdengar seperti teriakan terkena tindih huaaahkkk. akhirnya gue bangun dan membangunkan puput untuk melihat suara apa itu. " Put bangun ada suara apa itu ?", kata gue sambil duduk di kasur. "paling tikus mba" seru puput. di ambilah handphone mencari mode senter untuk menerangi ruangan kamar ini dan saat melihat di pojok lemari puput berteriak " ulaaaaarrr mbaaa awaas", sambil lari memanggil bapak dan ibunya untuk membantu mengambil ular yang berada di kamar tempat kami tidur. Jantung gue berdebar kencang mendengar teriakan itu, kemudian gue berlari ke luar kamar dan naik di atas kursi pikiran ngative terus berada di kepala gue.

Anak ular kobra panjangnya 30 cm telah di bunuh  bapaknya puput, ntah itu penyambutan untuk gue atau ntahlah ya.. sambil menenangkan pikiran gue yang udah ga bisa tidur dengan kejadian seperti itu. gue tenangin hati untuk terus mengambil sisi positif tentang kejadian malam itu. kemudian akhirnya kami pindah posisi tempat tidur gue di pojok dinding tembok dan pintu kamar di kunci. Sekitar halaman rumah puput memang banyak kebun-kebun seperti kebun coklat, jagung, pohon kelapa dll. Gue penasaran ini ular bisa masuk rumah dari mana asalnya, ternyata setelah gue tanya-tanya sama orang tuanya di kamar mandi ada lubang yang besarnya seperti lubang golf untuk aliran buangan air dia biasanya masuk dari lubang itu dan mencari kehangatan untuk aman. gile mencari kehangatan si ga di atas kepala gue juga kali dalam hati.. haha

Kejadian ini memberikan gue pengalaman hidup betapa Allah SWT sangat sayang untuk melindungi dari bahaya coba aja kalau sampai gue di gigit tuh ular ntah gatau lagi nasib gue gimana apa masih bisa bertahan atau sebaliknya. Pokoknya ini pengalaman gue yang benar-benar ga bisa di lupain. Sinar matahari memasuki ruangan yang berukuran 3x4 meter itu dan waktunya untuk bersiap-siap pergi ke pantai yang sudah di rencanakan untuk memulai travelling. Yeah... lupakan kejadian semalam yah.

Pukul 09.00 kami mempersiapkan segala peralatan mulai dari bedak, lipstik, kamera, tisu, air minum, haha biasa wanita harap maklum wkwk. 2 teman puput sudah berada di kamar karena hari ini tanggal merah mereka menyempatkan waktu untuk ikut jalan-jalan biasa  butuh piknik haha. Semua peralatan sudah siap, motor sudah di panaskan kami berangkat menggunakan 2 motor karena jarak menuju pantai masih terjangkau dengan menggunakan motor. Seperti biasa keluar dari rumah kita merasakan getaran-getaran di seluruh badan untuk melewati jalan berbatuan. Tapi itu semua kita bisa lewati karena dengan adanya niat untuk sampai di pantai yang kita inginkan azeek.

jalan menuju persimpangan melewati  banyak perkebunan yang banyak pohon kelapa menjulang tinggi dan banyaknya pohon coklat serta lagi musim panen jagung. Daerah jalan yang kami lewati tidak seramai yang berada di kota  hanya beberapa orang yang lewat untuk bekerja sebagai petani. Selama 30 menit kita lewati jalan yang rusak banyak batu-batuan akhirnya sampai di persimpangan jalan gerbang untuk keluar dari dusun Sukabanjar dan akhirnya rasa getaran-getaran itu telah hilang. Jalan aspal membangkitkan semangat dan menggunakan kecepatan 40-60 km untuk melaju ke daerah pantai yang kita tuju.

Hilir mudik kendaraan bus, fuso dan kendaraan kecil lainnya yang ada dalam perjalanan membuat kita tak gentar untuk terus menyalip tak sabar untuk sampai di pantai. Oia sebenarnya alamat pantai yang mau kita kunjungi kami ber4 tidak tahu sama sekali hanya bermodalkan google maps. Pantai yang ingin kita kunjungi bernama Pantai Laguna tapi berganti nama menjadi Pantai Alau-alau mugkin ganti orang yang mengelola kali ya...

Kondisi tenggorokkan sudah merasakan kehausan kami mampir di indomaret untuk beristirahat sejenak setelah setengah jam di perjalanan, belanja makanan dan minuman untuk bekal di pantai. Sambil melihat peta menuju ke pantai itu sinyal internet benar-benar terbatas suka mumcul suka ga  membuat suara nada mengeluh kami terdengar oleh kasir indomaretnya. “ ada apa ya mba?, tanya penjaga kasirnya. “ tau jalan ke arah pantai alau-alau ga mba?”, tanya winda salah satu teman puput. “ oh itu mah dekat smk 1 kalianda nanti ikutin aja jalan nya”. Winda mengetahui keberadaan tempatnya karena dia agak ingat untuk menuju arah pantai itu.

Dengan perasaan bahagia telah menemukan arah menuju pantai alau-alau kami menambah kecepatan. Setelah 1 jam di perjalanan terlihat papan yang terbuat dari besi bertuliskan SMK 1 Kalianda yes ketemu. Terus menelusuri jalan menuju pantai yang terlihat banyak pohon-pohon yang membentuk ranting menyatu satu sama lain hingga menutupi awan terasa sejuk saat melewati pohon itu. Sekitar 10 menit dari persimpangan jalan dan akhirnya jreng tepat di sebuah prapatan jalan bertuliskan ALAU ALAU BEACH WOW. Tidak langsung sampai kami harus melewati kerikil-kerikil batu kecil dengan pemandangan indah di sebelah kiri terdapat Gunung Rajabasa dan sawah-sawah yang menghiasi sekeliling gunung dengan udara yang terlihat sejuk aroma air laut yang sudah terasa masuk ke dalam tubuh.

Kami terus berjalan melihat indahnya laut yang ombaknya keras mengantam karang di sekitarnya. Pantai alau-alau belum terlihat harus melewati pantai ketang, dan banyak hamparan rumput-rumput hijau yang berada di sekitar rumah warga juga hewan sapi yang sedang makan rumput ada yang warna hitam dan putih macam papan catur aja ya haha. Dannn yeah kita sampai ! yes ALAU-ALAU BOUTIQE RESORT terpampang tulisan itu di pintu gerbang. Penjaga pantai menghampiri “ permisi, untuk masuk bayar 250rb sewa cottagenya”.

Wajah kami ber empat berubah aura dan shock mendengar perkataan itu karena saat kami lihat di google hanya di kenakan biaya 15.000 untuk perorang. “ kalau ga sewa cottage bisa ga pak, kami Cuma ingin foto-foto aja”, seru sri teman puput. “ ga bisa dek, ga nerima per orangan di sini harus sewa cottage untuk masuk ke dalam, memang dari mana aja ?”. tanya si penjaga pantai. “ ada yang dari sandaran, Bandar lampung kami jauh-jauh pak jaraknya , ga bisa tah pak kalau tidak sewa cottage?”. Dengan muka lelah yang ntah harus gimana lagi supaya bisa masuk. “ ga bisa dek, nanti kalau mau sewa langsung ke tempat ruangan pembelian tiket aja ya.” Dan bapak itu langsung pergi.

Kami berempat saling berpandangan satu sama lain mulai pembicaraan dimulai gimana ini masa kita harus balik lagi dan sudah jauh untuk ke tempat ini. Setelah diskusi di lakukan keputusan terakhir kami rela bayar 250 rb karena masing-masing dari kami hanya membawa 100rb satu orang dan bagi kami uang berharga banget hanya untuk sewa cottage foto-foto sudah itu pulang sayang untuk di gunakan tapi kalau harus balik lagi berarti kita nyerah untuk sampai tujuan padahal tinggal sedikit lagi. Ada yang bersikeras untuk tidak masuk, ada yang terus mencari  solusinya, ada yang pasrah, ga tau lagi gimana harus masuk.

Setelah gue pertimbangkan di dalam pikiran gue tenang uang bisa di cari pengalaman mahal di dapatnya. “ yaudah kita patungan selebihnya gue yang talangin”. Terkumpullah uang 250 rb dan kami bergegas untuk membayar sewa cottage. Kami parkir terlebih dahulu motor di dekat tempat tiket dan suara teriakan pertolongan dari ALLAH SWT memanggil “ sini masuk dek , kalau Cuma foto-foto aja saya kasih waktu 10 menit yah.” “ oke pak”.

Alhamdulillah ada penjaga yang tadi memanggil kami karena mungkin terlihat kasian kali tapi yasudahlah yang penting bisa masuk. kami langsung menghidupkan motor dan masuk ke dalam untuk tidak membuang kesempatan ini. Rasa syukur yang terus berkecamuk di dalam diri gue semua perjalanan di mudahkan dan kami terus mengabadikan moment-moment yang ada di pantai ini. Nikmatnya kebesaran Allah terkadang rezeki, kematian, jodoh semua sudah di atur oleh ALLAH SWT kita harus yakin dan percaya bahwa Allah akan selalu membantu kita di setiap keadaaan, karena setiap adanya kesulitan pasti ada kemudahan (QS. Al Insyirah : 5-6 )

Kami menikmatinya setiap detik dan waktu dan ini merupakan pengalaman gue selama perjalanan menuju Alau-alau Beach. Pesan : Uang Bisa Di Cari Pengalaman Mahal Harganya




 


Comments

Popular posts from this blog

Ada Pelangi Pindah Ke Thailand

Merasakan Indahnya Teropong Laut

Coklat Spesial